Sunday, 12 October 2014

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “MIKROORGANISME PERAIRAN”

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
MIKROORGANISME PERAIRAN”
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Fonda Daniswara
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
  1. PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Menurut Soemarwoto (1980), dalam ilmu Biologi cabang ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme disebut dengan mikrobiologi, yang merupakan dsalah satu ilmu tentang mahluk hidup. Mikroorganisme terdapat di segala macam lingkungan sebagai bagian dari ekosistem alam. Sebagian dari mikroorganisme itu adalah produsen, sebagian konsumen pertama dan sebagian lagi konsumen kedua dan ketiga. Mikroorganisme dapat ditemukan di daerah kutub, di daerah tropik, dalam air, dalam tanah, dalam debu di udara, padaa tumbuhan, tubuh hewan, dan ,manusia. Mikroorganisme ini mempunyai peranan penting dalam jaring – jaring makanan, yaitu berperan sebagai pengurai utama (dekomposer) dari berbagai zat dan senyawa.
Berdasarkan jenis makanannya mahluk hidup dibedakan dalam tiga dunia, yakni hewan, tumbuhan, dan protista. Perbedaan ini didasarkan pdari perbedaan sosok dan susunan dari tiap – tiap mahluk hidup. Hewan memperoleh makanannya dari bahan organik siap pakai (C-heterotrof), yang di dalam tubuh, dalam saluran cernanya mengalami proses pengolahan, pencernaan, dan penyerapan. Jenis yang cara makannya amat berlainan (C-autotrof) adalah tumbuhan, yang bentuk tubuhnya sama sekali lain. Bahan yang diperlukan oleh tumbuhan untuk membentuk bentuk tubuhnya terdiri dari bahan anoraganik dan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi (Schmidt, 1994).
Menurut Ratna (1986), sedangkan pada mikroorganisme dibagi menjadi dua, yaitu mikroorganisme autotrof dan mikroorganisme heterotrof. Sebagian besar merupakan fotoautotrof dan hanya sebagian kecil yang merupakan heterotrof.
1.2 Maksud dan tujuan
Maksud dilakukannya praktikum mikroorganisme di lingkungan perairan ini agar para praktikan dapat mengetahui bentuk, jumlah, dan macam – macam mikroorganisme khususnya yang terdapat di lingkungan perairan.
Tujuan diadakannya praktikum tentang mikroorganisme ini agar praktikan untuk meneliti jumlah nisbi mikroorganisme yang penyebarannya di lingkungan perairan .
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dasar ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 November 2009. Pukul 10.30-13.00 WIB.
Dan dilaksanakan di laboratorium Ilmu-Ilmu Perairan (IIP) di gedung C . Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya , Malang .
  1. TINJAUAN PUSTAKA
    1. Pengertian Mikroorganisme
Menurut Iqbal Ali (2008), Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya di perlukan alat bantuan. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.
Mikroorganisme adalah segala organisme kecil yang dapat dibiakkan dan dikembangkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Namun ada yang berpendapat bahwa semua mikroorganisme mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik (Amboinas, 2009).
    1. Macam-macam Mikroorganisme dilingkungan
Menurut Pelczar (1986), macam – macam kelompok – kelompok mikroorganisme di lingkungan, antara lain:
Kelompok
Morfologi
Ukuran
Ciri penting
Kepentingan Praktis
Bakteri

Khas: 0,5 – 1,5 µm kali 1,0 – 3, 0 µm
Kisaran: 0,2 kali 100 µm
Prokariotik, Uniselular, struktur internal sederhana. Tumbuh pada media buatan laboratoris. Reproduksi aseksual; pembelahan sederhana.
Penyebab penyakit, menambah kesuburan tanah, merusak tanaman, untuk industri, dan mampu membuat makanan sendiri.
Sianobakteri

Kisaran:
5,0 – 15 µm
Prokariota, uniseluler, struktur internal sederhana, tumbuh pada media buatan laboratoris.
Reproduksi secara aseksual dan spora. Mengandung klorofil dan fotosintetik.
Sumber makanan hewan akuatik, membantu pembentukan dan memperkaya tanah.
Virus

Kisaran:
0,015 – 0,2 µm
Semua obligat parasit, tidak tumbuh pada media buatan, dan membutuhkan sel hidup guna reproduksi.
Dibutuhkan Mikroskop Elektron untuk melihatnya.
Penyebab penyakit pada manusia dan mahluk hidup lain. Dapat menginfeksi mikroorganisme.
Khamir

Kisaran:
5,0 – 10 µm
Eukariotik, Uniseluler, reproduksi aseksual dan penguncupan. Sifatnya mempunyai banyak kesamaan dengan bakteri.
Sebagai pembantu dalam produksi minuman alkohol, penyebab penyakit, pelengkap makanan.
Kapang

Kisaran:
2,0 – 100 kali beberapa mm
Eukariotik, multiseluler, kultivas-nya sama seperti bakteri. Reproduksi secara aseksual dan seksual.
Sumber makanan hewan akuatik, sumber agar bagi media laboratoris,sifat racun, dan sebagai pelengkap makanan.
Protozoa

Kisaran:
2,0 – 200 µm
Eukariotik, Uniseluler, kultivasinya sama seperti bakteri, parasit intraseluler, Reproduksi aseksual dan seksual.
Makanan hewan akuatik dan sumber penyakit.
Algae


Eukariotik, uniseluler dan multiseluler. Hidup di lingkungan akuatik, memiliki klorofil dan fotosintetik. Reproduksi aseksual dan seksual.
Merupakan sumber produksi makanan bagi lingkungan akuaitk, sumber agar bagi media laboratoris, sifat racun, dan sebagai pelengkap makanan.
    1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
Menurut Zubaidah (2006, )Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mikroba sangat penting di dalam pengendalian mikroba. Ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, yakni faktor instrinsik dan faktor ektrinsik. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme:
  1. Faktor intrinsik
  • pH
Keasaman dan kebasaan dari lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan pada aktifitas dan stabilitas makromolekul seprti enzim, maka dari itu pertumbuhan dan metabolisme dari mikrobe sangat dipengaruhi pH. Sebagian besar mikroba dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH netral (6,6 – 7,5) dan sedikit yang dapat bertahan di bawah pH 4,0. Bakteri sangatlah rentan terhadapa pH ekstrim dibandingkan dengan kapang dan khamir, dimana bakteri patogenlah yang paling rentan. Itulah sebabnya sebagian besar makanan seperti saurkraut, pikel dan keju, diawetkan dengan bakteri patogen dengan asam yang diproduksi melalui fermentasi bakteri.
  • Aktivitas air ( activity of water )
Salah satu dari metoda penimpanan adalah pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan melakukan pengeluaran air yang terikat dari bahan yang mengakibatkan mikroba tidak mudah tumbuh. Secarra umum bakteri memerlukan nilai Aw yang lebih tinggi dibandingkan jamur, dimana bakteri gram positif memerlukan nilai Aw lebih rendah dibandingkan bakteri gram negatif. Sebagian besar bakteri merugikan tidak dapat tumbuh di bawah Aw 0,91 seadangkan kapang merugikan dapat tumbuh pada Aw paling rendah 0,80.
  • Kemampuan mengoksidasi – reduksi (redox potential)
Potensial Oksidasi Reduksi substrat dapat didefinisikan sebagai perubahan yang diakibatkan oleh substrat yang kehilangan (oksidasi) maupun mendapatkan elektron (reduksi). Mikroba aerob memerlukan Eh positif (oksidasi) sedangkan mikroba anaerob memerlukan Eh negatif (reduksi). Bakteri dapat tumbuh pada kondisi sedikit reduksi dengan baik dinamakan mikroaerofil. Contohnya adalah lactobacilli dan Streptococci.
[Oksidasi] + H+ + n Elektron [Reduktan]
  • Kandungan nutrien
Nutrisi (nutrien) yang dibutuhkan mikroba agar tumbuh normal, diantaranya:
  1. Air
  2. Sumber Energi
  3. Sumber Nitrogen
  4. Vitamin dan faktor pertumbuhan
  5. Mineral.
Pentingnya air untuk tumbuh sudah dapat di kelompokkan sebagai berikut: kapang mempunyai kebutuhan air paling minimal, diikuti khamir, bakteri gram negatif dan baktri gram positif. Sebagai sumber energi, mikroba memanfaatkan gula, alkohol, dan asam amino serta lemak, namun hanya sedikit yang memanfaatkannya. Sumber Nitrogen utama yang dimanfaatkan oleh mikroba heterotrofik yaituasam amino. Vitamin B juga dimanfaatkan dalam jumlah yang rendah.
  • Bahan anti mikroba dan struktur bahan makanan
Komponen antimikroba misalnya minyak asiri, eugenol pada cengkeh dan aksin pada bawang putih.
  1. Faktor Ekstrinsik
  • Suhu
Berdasarkan kisaran suhu mikroba digolongkan menjadi 3 kelompok, yakni: psikrifillik (mikroba yang suka terhadap suhu dingin), mesofilik (mikroba suka suhu sedang), dan termofilik (mikroba suka suhu tinggi).
  • Keteresediaan dan konsentrasi gas di lingkungan
Peningkatan konsentrasi CO2 menjadi kira – kira 10% dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini dikenal dengan Controlled / Modified Atmosphere Storage (CAS/MAS). Secara umum penggunaan efek penghambatan CO2 akan dapat ditingkatkan pada suhu rendah, karena kelarutan CO2 akan meningkat pada suhu rendah.
  • Relativity Humidity (RH)
RH dari ruangan adalah point penting yang mempengaruhi Aw, dan pertummbuhan mikroba pada permukaan suatu bahan. Jika Aw 0,6 adalah sangat penting untuk menyimpan dan mempertahankan nilai Aw pada kondisi RH yang tidak memungkinkan adanya pengambilan air dari udara menuju ke dalam permukaan bahan.
    1. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup (Pelczar, 1988).
Sterilisasi (sterilization) yaitu proses pemusnaan total semua mikrop dan organisme lain yang dapat hidup dalam lingkungan atau material dengan cara-cara fisik dan / atau kimia (Rifal , 2004).
Menurut Yatim (2007), Sterilisasi (sterilization ) : mensterilkan barang , ruangan , atau lingkungan , agar bebas dari kuman penyakit . Misal memanaskan dalam oven suhu 100 C dengan memberi uap panas dan bertekanan atmosfer tinggi dalam alat autokalav denagan radiasi sinar radioaktif , ultraviolet atau microwave, atau dengan memasukkan ke bahan sterilant.
Sterilisasi , mematikan semua bentuk kehidupan dalam daerah tertentu. ( Wheller , 1988).
    1. Pengertian Media dan PCA
Mikroba memiliki karakteristik dan cirri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya . Ada mikroba yang bias hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya . Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macam media sepanjang pertumbuhan karbon.
Klasifikasi media pertumbuhan mikroorganisme
Klasifikasi Nama
Contoh
Sumber Nutrien
Keadaan fisik
Komponen kimiawi
Penyusun
Persyaratan nutri bakteri
Alamiah Buatan / Artifial
Padat – Ireversibel
Padat-peversibel
Setengah padat
Cair
Kompleks (komposisi)
“know”)
Kimiawi-sintetik (komposisi “know”)
Endrichmen media (media di perkaya )
Diferinsial media (media
Di definisial)
Selected media ( media terpilih )
Test media (media uji)
Susu , kaldu
Campuran zat kimia
Serum darah berkoagulasi
Agar nutrien
Agar lunak
Kaldu nutrien
Agarnutrien
Amonium sulfat , medium garam , glukosa .
Kaldu infusi jantung
Agar eosin biru metilen
Agar deoksilat
Media uji vit B12
Pada praktisnya , semua media tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk , seperti PCA (plate count agar) , NA (nutrient agar) TSA (trypticase soy agar ) dan lain-lain (Anonymous , 2008).
    1. Cara Perhitungan Bakteri
Ada beberapa cara yang dapat di gunakan untuk mengukur atau menghitung jumblah jazat teknik , yaitu:
  1. Perhitungan jumlah sel
    • hitungan mikroskopik
    • hitungan cawan
    • MPN (most probable number)
  1. Perhitungan massa sel secara langsung
    • cara volumetric
    • cara grafimetrik
    • tumbidimetri (kekeruhan)
c ) Perhitungan massa sel secara tidak langsung
* analisis komponen sel (protem , AND , ATP , dan sebagainya )
* analisis produk katabolisme ( meta bolit primer , metabolisme sekunder , panas)
* analisa konsumsi nutren (karbon , nitrogen , oksigen , asm amino , mineral dan sebagainya ) .
Metode volum metric , pengukuran volume dan berat sel di lakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut . Oleh karma itu , bila suptrat tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan , misalnya badan pangan , sel mikroorganisme tidak dapat di ukur dengan menggunakan volum metrik maupun dengan turbina metri . Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering di gunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses fermetasi , di mana komponen suptrat atau bahan yang di difermentasi , dapat di amati dan di ukur .
Cara perhitungan Mikroskopik :
  • Metode petroff-hausser
Dalam metode ini , hitungan mikroskopikdi lakukan dengan pertolongan kontak-kontak skala , di mana setiap ukuran skala seluas 1 mm2 terdapat 25 buah kotak besar dengan luas 0,04 mm2 , dan setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak-kotak kecil . Tinggi sample yang terletak di antara kaca benda dan kaca penutup adalah 0,02 mm . Jumblah sel dalam beberapa kontak besar dapat di hitung , kemudian hitung jumblah sel rata-rata dalam kontak besar . Jumblah sel per ml sample dapat di hitung sebagai berikut :Jumblah sel per ml sampel = jumblah sel per kotak besar x25 kotak x 1/0,02 x 103
Jumblah sel / mm2
Jumblah sel /mm3
Jumblah sel / cm (ml)3
Jumblah sel per ml sampel = jumblah sel per kotak besar x 253 x 50 x10
3. METODOLOGI
    1. Alat dan fungsi
Alat-alat yang digunakan yang dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut
  • Erlemeyer : sebagai tempat pembuatan media
    • Cawan petri : sebagai tempat media
    • Water bath : untuk memanaskan pada media
    • Autoklaf : untuk menstrilkan cawan Petri
    • Bunsen : mengaseptiskan cawan Petri
    • Spatula : untuk mengaduk larutan PCA
    • Incase : untuk menginkubasi pada suhu ruang PCA 27 oC
3.2 Bahan dan fungsi
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum biologi dasar ini adalah sebagai berikut
  • PCA media untuk menumbuhkan mikroorganisme
  • Koran untuk membungkus cawan petri
  • Tali untuk mengikat cawan petri yang telah dibungkus dibungkus oleh kertas koran
  • Kertas label untuk menandai sampel
  • Spirtus untuk bahan bakar bunsen
  • Aquades sebagai pelarut
    1. Skema kerja
Praktikum Biologi Dasar ini dilaksanakan dengan skema kerja sebagai berikut:
  1. Sterilisasi
Cawan Petri
Dicuci
Dikeringkan
Dibungkus Koran
Diikat dengan tali
Dimasukkan autoklaf
Autoklaf
Dilihat airnya
Dimasukkan saringan bawah keranjang
Ditutup
Dinyalakan autoklaf
Disterilisasi 15-20 menit
Dikeluarkan alat
Didinginkan
Hasil
  1. Pembuatan Media
PCA 23,65 gr/m3 dan aquades 1350 ml/m3
Dimasukkan tabung erlenmeyer 5000 ml
PCA dan Aquades
Diaduk hingga larut dengan spatula
Ditutup kapas pada melut tabung erlenmeyer
Di bungkus dengan koran
Dihomogen kan
Disterilisasi basah
Hasil
  1. PCA Hangat

PCA
Dituang pada cawan petri masing-masing 15 ml
Didinginkan
Dibalik
Dibungkus Koran dan diikat dengan tali
Disimpan dalam kulkas jadi PCA hangat
  1. Penanaman
Media PCA beku
Dibuka 10 menit dan ditiup
Ditutup
Dibalik
Dibungkus Koran
Diinkubasi 24 jam
Hasil
e. Penghitungan Koloni
Cawan petri berisis medium
Dikeluarkan dari incase
Dihitung koloni yang tumbuh dengan coloni counter
Hasil
4. PEMBAHASAN
    1. Data hasil pengamatan

  • Komponen PCA = Agar : 5 gr
Pepton : 5 gr
Extract yeast : 2,5 gr
+
Glukosa : 1 gr
17,5 gr
  • Membuat media PCA
Ditimbang sesuai komposisi = 17,5 gr x 15 ml x 90 = 23,6
1000
  • Pengenceran
= 15 ml x 90
= 1350
    1. Analisa Prosedur
Dalam praktikum ini dilakukan 4 tahap, yaitu sterelisasi, pembuatan media, pemanasan dan perhitungan bakteri. Sebelum melakukan tahap pertama sterilisasi disiapkan alat dan bahan yang digunakan. Alat yang digunakan antara lain, cawan petri, autoklaf, erlenmeyer, waterbath, incase, bunsen dan spatula, sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain medium agar steril (PCA), koran, tali, kertas label, spirtus dan aquades.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap sterilisasi yaitu pertama disiapkan cawan petri yang kemudian dibungkus koran dan tali, setelah itu cawan petri yang dimasukkan ke dalam autoklaf untuk melestarikan cawan petri tersebut, kemudian suhu dari autoklaf dinaikkan hingga 200f,cawan petri disterilisasi slama 15 menit.
Tahap kedua adalah pembuatan media, pertama disiapkan PCA yang kemudian ditimbang 8,4 gram dan Aquades sebanyak 480 ml, kemudian PCA dan Aquades dimasukkan kedalam erlenmeyer kemudian diaduk dengan spatula hingga larut lalu erlenmeyer ditutup dengan kapas pada mulut erlenmeyer, erlenmeyer dibungkus koran dan ditalikan lalu dihomogenkan. Setelah itu di sterilisasi basah dengan autoklaf PCA yang telah di sterilisasi (PCA hangat) di tuangkan dalam cawan petri kemudian didinginkan setelah dingin, cawan petri dibalik dan di ikat, setelah itu disimpan didalam kulkas.
Kemudian tahap ketiga dilakukan yaitu tahap penanaman organisme atau bakteri, media PCA beku yang telah jadi diberi dua perlakuan, yaitu dibiarkan terbuka agar organisme yang ada di lingkungan sekitar dapat hinggap di media dan ditutup untuk mengetahui bakteri/ organisme yang ada pada mulut. Untuk yang dibiarkan terbuka cawan petri diletakkan dan kemudian dibuka selama 10 menit lalu ditutup dan dibungkus koran serta diikat/ ditali. Setelah itu media PCA beku di inkubasi dalam incase selama 5 hari, untuk yang ditutup, media PCA beku ditiup, kemudian ditutup dan dibalik agar tidak ada gelembung air yang terbentuk. Setelah itu dibungkus koran dan ditali. Setelah itu media PCA di inkubasi selama 1 hari dalam incase. Setelah 1 hari dilakukan pengamatan apakah sudah tumbuh bakteri atau organisme yang tumbuh dan dilakukan perhitungan koloni. Cawan yang bermodium (sudah di inkubasi) di kekarkan dari incase kemudian di hitung koloni counter, di catat jumlah koloni yang tumbuh.
    1. Analisa hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengamatan selama tiga hari pada cawan petri yang berada dalam incase, telah terdapat mikroorganisme atau telah tampak pada cawan petri setelah itu dihitung dengan menggunakan koloni counter dan terlihat jelas bentuk dari organisme tersebut. Yaitu pada perlakuan cawan petri dibuka terdapat koloni mikroorganisme berwarna hitam sebanyak dua, yang berwarna putih sebanyak 59 koloni dan yang berwarna coklat ada 12 koloni mikroorganisme. Sedangkan pada perlakuna ditiup lalu ditutup, tidak terdapat koloni mikroorganisme berwarna hitam dan coklat, namun terdapat 35 koloni mikroorganisme berwarna putih.
Pada komponen PCA terdapat 5 gr agar, 5 gr pepton, 2,5 gr extract yeast, dan 1 gr glukosa. Yang jumlah seluruhnya ada 17,5 gr.
Pada pembuatan medium PCA yaitu PCA ditimbang sesuai komposisi yaitu 17,5 gr PCA dibagi dengan 1 liter air dikali 15 ml dikalikan banyak cawan petri (90) dan hasilnya 23,6.
Pada pengenceran dilakukan perhitungan 15 ml air dikalikan banyak cawan petri (90) dan hasilnya 1350.
5.PENUTUP
    1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpilan bahwa:
  • Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya memerlukan alat bantu. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uni selluler) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Banyak berbagai macam mikroorganisme dilingkungan yaitu bakteri, jamur, protozoa, dan masih banyak lagi. Pertumbuhan mikroorganisme di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu generasi, faktor intrinsik, faktor enktrinsik, faktor proses dan faktor imblisit.
  • Berdasarkan pengamatan dan perhitungan selama 3 hari pada cawan petri yang berada dalam incase, telah terdapat mikroorganisme atau telah tampak cawan petri, setelah itu di hitung dengan menggunakan koloni counter. Hasil yang dapat dilihat pada cawan petri yang di tiup jumlah yang besar ada 2 dan yang kecil 13, sedangkan yang dibuka atau diudarakan. Jumlah mikroorganisme tidak terhitung (sangat banyak).
    1. Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TENTANG JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN
Disusun oleh :
HENGKI HARIADI
E1D011056
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU
HENGKI HARIADI              
  1. PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama dari sekumpulan jaringan yang akan membentuk organ. Cabang biologi yang mempelajari jaringan adalah histology. Sedangkan ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histologi (Anonymous, 2009 )
Jaringan di bedakan menjadi dua, yakni jaringan tumbuhan dan jaringan hewan. Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan di bedakan menjadi dua yaitu meristem primer dan meristem sekunder. Sedangkan jaringan hewan adalah sekumpulan sel-sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama, di bedakan menjadi empat yakni jaringan otot, Jaringan ikat, Jaringan syaraf dan jaringan ephitelium.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan ewan adalah agar praktikan dapat mengenali perbedaan antara jaringan tumbuhan dan jaringan hewan.
Tujuan dari praktikum biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan hewan adalah agar para praktikan dapat mengamati struktur sel tumbuhan dan hewan serta mengetahui perbedaan jaringan tumbuhan dan hewan.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan hewan dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Oktober 2009 pada pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di Laboratorium Ilmu-Ilmu Perairan (IIP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Universitas Brawijaya, Malang .
  1. TINJAUAN PUSTAKA
    1. Definisi Jaringan.
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
    1. Diferensiasi Jaringan.
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Pada jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah, JAringan meristem di bedakan menjadi dua yaitu meristem primer yang terdapat pada titik tumbuh dan meristem sekunder terdapat pada cambium. Sedangakan jaringan permanen adalah jaringan yang tidak meristematis. Jaringan primer di bedakan menjadi 4 yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (kolenkim dan skelerenkim) dan jaringan pengangkut( xylem dan Floem )(Anonymmous, 2009).
Jaringan hewan adalah sekumpulan sel hewan yang mempunyai sttruktur dan fungsi yang sama. Jaringsn di dalam tubuh hewan mempunyai sifat yayng khusus dalam melakukan fungsinya seperti jaringan otot, Jaringan ikat, Jaringan syaraf dan jaringan ephitel. Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel di bedakan menjadi empat yaitu epitel proteksi, epitel kelenjar , epitel absorbs, dan epitel sensori dan berdasarkan bentuknya yaitu epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis, epitel kubus selapis, epitel kubur berlapis, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis, epitel silindris bersila, dan epitel transisional. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga, yaitu jaaringan otot ppolos, otot larik dan otot jantung sedangkan jaringan ikat di bedakan menjadi enam yakni jaringan kartilago, jaringan orleon, jaringan darah, jaringan limfa, jaringan lemak, jaringan ikat padat, dan jaringan ikat longgar. (Laila, 2004)
2.3 Macam-Macam Jaringan Hewan dan Gambar
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi dan spesifik, misalnya otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel jantung yang lain. Jaringan ada 4 macam, antara lain:
  1. Jaringan Epithelium
Terdiri atas satu atau banyak lapisan sel yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ephitelium berasal dari lapisan eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Dibagian luar luar tubuh epithelium membentuk lapisan pelindung, di bagian luar tubuh epithelium membentuk lapisan pelindung, di bagian dalam tubuh terdapat di sepanjang sisi organ
.
( Wikipedia a, 2009 ).
  1. Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, di bentuk oleh sel dalam jumlah sedikit. Terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matriks, secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Sel-sel tersebut mensulesir matriks dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya.
  1. Jaringan Otot
Secara embiologii jaringan otot dari lapisan mesoderm. terdiri atas sel-sel yang atau berbentuk sel karena adanya molekul miofibri.
  1. Jaringan Syaraf
Jaringan syaraf berprean dalam penerimaan rangsangan dan penyampaian rangsangan. Secara embriologi, Jaringan ini berasal dari lapisan eksoderm. Jaringan ini terdapat pada system saraf pusat dan pada system saraf tepi.
2.4 Jaringan Tumbuhan, macam-macam dan gambar
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan, terdapat 2 jaringan, antara lain :
  1. Jaringan Maristem
Jaringan ini sel-selnya selalu membelah. Ciri-cirinya bentuk dan ukurannya sama, dinding sel tipis, selnya penuh dengan protoplasma dan isi sel tidak mengandung zat makanan.
  1. Jaringan Permanen
Jaringan mengalami deferensiasi dan tidak meristematis lagi. Ciri-ciri selnya sudah tidak membelah, bentuk tetap, vakuala besar, dinding sel sudah mengalami penebalan.
  1. METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsi
Alat yang digunakan pada praktikum jaringan tumbuhan dan hewan antara
lain :
  • Mikroskop : Untuk mengamati obyek
  • Coverglass : Untuk menutupi obyek saat akan di amati
  • Objekglass : Untuk meletakkan objek
  • Stlet : Untuk menyayat bagian objek
3.2 Bahan dan fungsi
Bahan yang akan digunakan pada prkatikum jaringan tumbuhan dan hewan
antara lain :
  • Penampang melintas (akar, batang daun monokotil) atau dikotil : Objek yang diamati
  • Penampang organ tubuh hewan atau tumbuhan : Objek yang diamati
  • Penampang daun monokotil : Objek yang diamati
  • Penampang dikotil : Objek yang diamati
  1. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
  • Jaringan adlah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
  • Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel tumbuhan yang mempunyai struktur sama.
  • Jaringan hewan adalah sekumpula sel-sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
  • Jaringan ada otot dibedakan menjadi 3, yaitu jaringan otot polos, otot larik, dan otot jantung.
  • Jaringan pada hewan ada 4, yaitu Ephitelium, ikat, otot, dan syaraf.
4.2 Saran
Agar pada praktikum lebih interaktif dan lebih bersosialisasi terhadap Asisten praktikum. Serta lebih memperhatikan saat di jelaskan..
5. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum biologi mengenai sel hewan dan sel tumbuhan dapat di simpulkan bahwa:
  • Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling sederhana .
  • Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga membrane sel dapat bergerak dengan bebas.
  • Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel sehingga gerakan membrane sel terbatas.
  • Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan diantaranya: microskop binokuler, objek glass, tissue silet batang korek api, jarum penthul dan cover glass.
  • Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan diantaranya: ketela pohon, bawang merah, ephitelium squasum, kentang sel gabus, paramecium, aquades dan larutan y-ky.
5.2 SARAN
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maximal. Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan microskop pengaturan focus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN
Disusun oleh :
HENGKI HARIADI
E1D011056
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU
HENGKI HARIADI              
  1. PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama dari sekumpulan jaringan yang akan membentuk organ. Cabang biologi yang mempelajari jaringan adalah histology. Sedangkan ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histologi (Anonymous, 2009 )
Jaringan di bedakan menjadi dua, yakni jaringan tumbuhan dan jaringan hewan. Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan di bedakan menjadi dua yaitu meristem primer dan meristem sekunder. Sedangkan jaringan hewan adalah sekumpulan sel-sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama, di bedakan menjadi empat yakni jaringan otot, Jaringan ikat, Jaringan syaraf dan jaringan ephitelium.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan ewan adalah agar praktikan dapat mengenali perbedaan antara jaringan tumbuhan dan jaringan hewan.
Tujuan dari praktikum biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan hewan adalah agar para praktikan dapat mengamati struktur sel tumbuhan dan hewan serta mengetahui perbedaan jaringan tumbuhan dan hewan.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dasar dengan materi jaringan tumbuhan dan hewan dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Oktober 2009 pada pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB di Laboratorium Ilmu-Ilmu Perairan (IIP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Universitas Brawijaya, Malang .
  1. TINJAUAN PUSTAKA
    1. Definisi Jaringan.
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
    1. Diferensiasi Jaringan.
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Pada jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah, JAringan meristem di bedakan menjadi dua yaitu meristem primer yang terdapat pada titik tumbuh dan meristem sekunder terdapat pada cambium. Sedangakan jaringan permanen adalah jaringan yang tidak meristematis. Jaringan primer di bedakan menjadi 4 yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (kolenkim dan skelerenkim) dan jaringan pengangkut( xylem dan Floem )(Anonymmous, 2009).
Jaringan hewan adalah sekumpulan sel hewan yang mempunyai sttruktur dan fungsi yang sama. Jaringsn di dalam tubuh hewan mempunyai sifat yayng khusus dalam melakukan fungsinya seperti jaringan otot, Jaringan ikat, Jaringan syaraf dan jaringan ephitel. Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel di bedakan menjadi empat yaitu epitel proteksi, epitel kelenjar , epitel absorbs, dan epitel sensori dan berdasarkan bentuknya yaitu epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis, epitel kubus selapis, epitel kubur berlapis, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis, epitel silindris bersila, dan epitel transisional. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga, yaitu jaaringan otot ppolos, otot larik dan otot jantung sedangkan jaringan ikat di bedakan menjadi enam yakni jaringan kartilago, jaringan orleon, jaringan darah, jaringan limfa, jaringan lemak, jaringan ikat padat, dan jaringan ikat longgar. (Laila, 2004)
2.3 Macam-Macam Jaringan Hewan dan Gambar
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi dan spesifik, misalnya otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel jantung yang lain. Jaringan ada 4 macam, antara lain:
  1. Jaringan Epithelium
Terdiri atas satu atau banyak lapisan sel yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara embriologi, jaringan ephitelium berasal dari lapisan eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Dibagian luar luar tubuh epithelium membentuk lapisan pelindung, di bagian luar tubuh epithelium membentuk lapisan pelindung, di bagian dalam tubuh terdapat di sepanjang sisi organ
.
( Wikipedia a, 2009 ).
  1. Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, di bentuk oleh sel dalam jumlah sedikit. Terdiri atas populasi sel yang tersebar di dalam matriks, secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Sel-sel tersebut mensulesir matriks dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya.
  1. Jaringan Otot
Secara embiologii jaringan otot dari lapisan mesoderm. terdiri atas sel-sel yang atau berbentuk sel karena adanya molekul miofibri.
  1. Jaringan Syaraf
Jaringan syaraf berprean dalam penerimaan rangsangan dan penyampaian rangsangan. Secara embriologi, Jaringan ini berasal dari lapisan eksoderm. Jaringan ini terdapat pada system saraf pusat dan pada system saraf tepi.
2.4 Jaringan Tumbuhan, macam-macam dan gambar
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan, terdapat 2 jaringan, antara lain :
  1. Jaringan Maristem
Jaringan ini sel-selnya selalu membelah. Ciri-cirinya bentuk dan ukurannya sama, dinding sel tipis, selnya penuh dengan protoplasma dan isi sel tidak mengandung zat makanan.
  1. Jaringan Permanen
Jaringan mengalami deferensiasi dan tidak meristematis lagi. Ciri-ciri selnya sudah tidak membelah, bentuk tetap, vakuala besar, dinding sel sudah mengalami penebalan.
  1. METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsi
Alat yang digunakan pada praktikum jaringan tumbuhan dan hewan antara
lain :
  • Mikroskop : Untuk mengamati obyek
  • Coverglass : Untuk menutupi obyek saat akan di amati
  • Objekglass : Untuk meletakkan objek
  • Stlet : Untuk menyayat bagian objek
3.2 Bahan dan fungsi
Bahan yang akan digunakan pada prkatikum jaringan tumbuhan dan hewan
antara lain :
  • Penampang melintas (akar, batang daun monokotil) atau dikotil : Objek yang diamati
  • Penampang organ tubuh hewan atau tumbuhan : Objek yang diamati
  • Penampang daun monokotil : Objek yang diamati
  • Penampang dikotil : Objek yang diamati
  1. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
  • Jaringan adlah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
  • Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel tumbuhan yang mempunyai struktur sama.
  • Jaringan hewan adalah sekumpula sel-sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
  • Jaringan ada otot dibedakan menjadi 3, yaitu jaringan otot polos, otot larik, dan otot jantung.
  • Jaringan pada hewan ada 4, yaitu Ephitelium, ikat, otot, dan syaraf.
4.2 Saran
Agar pada praktikum lebih interaktif dan lebih bersosialisasi terhadap Asisten praktikum. Serta lebih memperhatikan saat di jelaskan..
5. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum biologi mengenai sel hewan dan sel tumbuhan dapat di simpulkan bahwa:
  • Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling sederhana .
  • Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga membrane sel dapat bergerak dengan bebas.
  • Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel sehingga gerakan membrane sel terbatas.
  • Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan diantaranya: microskop binokuler, objek glass, tissue silet batang korek api, jarum penthul dan cover glass.
  • Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan diantaranya: ketela pohon, bawang merah, ephitelium squasum, kentang sel gabus, paramecium, aquades dan larutan y-ky.
5.2 SARAN
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maximal. Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan microskop pengaturan focus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR TENTANG SISTEMATIKA, ANATOMI, FISIOLOGI DAN MORFOLOGI IKAN MAS (Cypricus carpio) dan TIKUS (Mus musculus)

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
SISTEMATIKA, ANATOMI, FISIOLOGI DAN MORFOLOGI IKAN MAS (Cypricus carpio) dan TIKUS (Mus musculus)
Disusun oleh :
HENGKI HARIADI
E1D011056
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
1.PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Ikan termasuk hewan bertulang belakang ( vertebrata ) , bernafas dengan insang, habitat berada pada perairan . Ikan bergerak dan menjaga keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip – sirip . Morfologi ikan ada bermacam – macam, tetapi morfologi dasar adalah terdiri dari badan, kepala, dan juga ekor. ( Anonymous , 2009 ).
Sistem organ – organ pada tikus sama dengan manusia , sehingga pada praktikum tentang morfologi, anatomi dan fisiologi menggunakan tikus sebagai percobaan. (Anonymous , 2009)
    1. Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Praktikum ini dimaksudkan agar para praktikan dapat mengetahui sistematika, fisiologi, morfologi dari ikan dan tikus.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum tersebut adalah agar pra praktikan dapat melakukan pembedahan dari tubuh ikan maupun tikus.
    1. Waktu dan Tempat
1.3.1 Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Oktober 2009 pukul 10.00 – 12.00 WIB.
1.3.2 Tempat
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Ilmu – Ilmu Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Universitas Brawijaya, Malang.
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh dan memanjang dan pipih kesamping, dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari sungai nil dan danau – danau disekitarnyaaa . Sekarang ikan ini telah trsebar kenegara – negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Nma ilmiah dari ikan nila yaitu Oreochromis niloticus dan dalam bahasa inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas (class) : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Cichildae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis sp.
Spesies : Oreochromis niloticus
( Taksonomi, 1995 )
2.1.2 Morfologi dan Anatomi Ikan Nila
1. Morfologi Ikan Nila
Ikan ini memiliki ciri fisik badan dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 banding satu. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri lunak dan dubur dengan 3 duri dan 8-11 jari –jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita hitam belang yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris – garis tegak, 7-12 sirip punggung dengan warna merah kemerahan atau kekuningan saat musim berbiak. ( wikipedia, 2009 )
2. Anatomi Ikan Nila
Menurut Ainun nimah (2009), ada 1o sistem anatomi pada tubuh ikan :
  1. Sistem penutup (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber- sumber pewarnaan.
  2. Sitem otot (urat daging) : penggerak tubuh, siri-sirip, insang, organ listrik
  3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot, pelindung organ – organ dalam dan penggerak tubuh tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk, visceral (tulang penyokong insang), appendicular (tulang penyokong sirip), tulang – tulang penutup insag (operculum, sub eprculum, pre operculum, dan interculum).
  4. Sustem pernafasan (respirasi): ikan nila mengambil O2 dari perairan yang dibutuhkan untuk proses metabolismr. Organ – organ tersebut adalah insang yang terdiri dari tulang lengkung insag, tulang tipis insang dan dan insang.
  5. Sistem peredaran darah sirkulasi) : organnya adalah jantung dan sel – sel darah yang berfungsi untuk mengedarkan O2, nutrisi, dsb.
  6. Sistem pencernaan : organ – organ saluran pencrnaan dari arah depan atau nterior ke arah belakang berturut – turut adalah mulut atau rongga mulut, esofagus, lambung, usus pilorus dan pilotik saeka ) dan organ – organ tambahan antara lain kelenaja empedu, dan kelenjar pankreas
  7. Sistem saraf : organnya otak an saraf tepi.
  8. Sistem hormon : hormon dihasilkan oleh kelenjar – kelenjar hormon ; hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi, dan osmoregulasi.
  9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
  10. Sistem reproduksi :o rgan – organ reproduksi meliputi organ kelamin (gonad) yang menghasilkan sel – sel kelamin gamet). Gonad jantan menghasilkan spermatozoa melalui sepasang testis kiri dan kanan dan gonad betina menghasilkan sel telur melalui ovarium.
2.1.3. Sistem Pencernaan
Pencernaan pada ikan berlangsuung secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu denga berpaaranya gigi dalam proses pemotongan dan penggurusan makanan. Pencernaan mekanik ini juga berlangsung di segmen tambung dan usus yaitu melalui gerak-gerak (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan mekanik di segmen lambung dan usus terjadi secara lebih efektif oleh karena adanya peran cairan ‘’digestif’. (wikipedia, 2009)
2.1.4. Sistem Ekskresi
Ikan memiliki sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang disebut lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan yan g berada tepat di belakang anus.
Ginjal pada ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga perisa hasil metabolisme berjalan lambat dibandingkan ikan air tawar. (ka.462, 2008 ).
2.1.5. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi ialah sistem untuk mempertahankan spesies dangan menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi ialah urutan proses perkembangan dari zigot sampai pada anak ikan dst. Organ reprduksi daintaranya organ kelamin (gonad) menghasilkan sel kelamin (gamet) yaitu spermatozoa (gonad jantan), biasanya sepanjang kiri dan kanan lalu menghasilkan pula telur (gonad betina) yaiu ovari/ovarium. (ainun,2009 ).
2.1.6. Jenis Sisik dan Fungsi
1. Sisik Koloid
Hanya dijumpai pada ikan bangasa crossopterygi yang telah punah. Sisik ini
berlapis-lapis dimana lapisan terdalam terbangaun dari tulang yang memipih.
2. Sisik Gonoid
Diitemukan pada ikan suhu lepisosteidane dan polyteride. Sisik ini serupa dengan sisik kosmoid dengan sebuah lapisan gemoin terletak diantara lapisan kasmin dan enamed.
3. Sisik Plakoid
Dimiliki oleh ikan hiu dan ikan bertulang belakang rawan lainnya.
4. Sisik leptoid
Didapati pada ikan yang bertulang belakang keras dan memiliki 2 bentuk. Sisik sikoloid dan sisik klenoid. ( The Diversity of Fishers, 1997 )
2.1.7. Jenis Eko
( Taksonomi 2005 )
Gambar Sisik Ikan
2.2. TIKUS
2.2.1. Klasifikasi Tikus
Tikus yang dalam klasifikasinya dimasukan kedalam sub filum vertebrata ( hewan-hewan beruas tulang belakang ), kelas mamalia (hewan- hewan menyusui ), ordo rodentia ( hewan-hewan yang mengerat ) dan family murridae yang merupakan salah satu hama yang penting pada tanaman pertanian (pangan,horticulur,dan perkebunan). (Anonymous, 2009)
Klasifikasi tikus yaitu ;
  1. Kerajaan : Animalia
  2. Fillum : Chordata
  3. Kelas : Mamalia
  4. Ordo: : Rodentia
  5. Super family : Muroidae
  6. Familnya : Muridae
  7. Sub suku : Murinae
  8. Genus : Mus
  9. Species : Musculus
2.2.2. Morfologi dan Anatomi
Tikus rumah memiliki panjang 65-95 mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka. Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam dan pada umunya memiliki warna putih. Tikus memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik. Tikus rumah cenderung memiliki panjang bulu ekor lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia, mereka berkisar 12-30 gram berat badanya. Banyak bentuk-bentuk domestik tikus telah dikembangkan yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi hitam dan dangan bintik-bintik. (Syariffauzi, 2009 ).
2.2.3. Sistem Pencenaan
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan atau kelenjar-kelenjar yang berhubungan, fungsinya untuk :
a). Ingesti dan Digesti makanan.
b). Absorbsi sari makanan.
c). Eliminasi sisa makanan.
Langkah-langkah pproses pencernaan makanan :
1). Pencernaan di mulut dan di rongga mulut,makanan di giling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan di basahi oleh saliva.
2). Disalurkan melalui foring dan asophogus.
3). Pencernaan di lambung dan di usus halus. Dalam usus halus diubah menjadi asm-asam amino, monosakarida, gliserida, dan unsur-unsur dasar yang lain.
4). Absorsi air dlam usus besar akibatnya, isi yang tidak dicerna
Menjadi setengah padat (feses).
5). Feces dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada)
Kemudian ke anus. (Iqbal , 2007)
2.2.4. Sistem Eksresi
Sistem ekskresi mamalia hampir sam dengan manusia, tetapi sedikit berbeda yang di sebabkan oleh liingkun tempat tinggalnya. Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di lindungi oleh struktur selangka dan di selaputi karung di dinding dikenal sebagai pelura. Bernafas kebanyakan dilakukan olh diagfragama paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh menguncup sedikit ini menyebabkan udara tertarik ke dalam keluar paru-paru melalui frakhea dan broknial tubes yang bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil di kapilari yang penuhi darah. disini oksigen meresap banyak masuk kedalam darah, dimana akan di angkut oleh hemoglobin. (Ka ,462, 2008).
2.2.5.Sistem Reproduksi
a). Tahap pembentukan spematozoa di bagi atas 3 tahap yaitu :
1. Spermatogenesis.
Meupakan tahap spermatogenea yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosot primer. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti sel nya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit skunder.
2. Tahapan meiosis
Spermatosid primer, menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis 1, yang kemudian diikuti dengan meiosis 2.
3. Tahapan spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang memiliki 4 fase yaitu fase golgi, fase tulup, fase akrosom, dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masuk. (Iqbal, 2008).
3.METODOLOGI
    1. 3.3 Alat dan Fungsi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
  • Mikroskop
Fungsinya untuk mengambil objek dan gerakan yang sangat halus yang tidak terlihat dengan mata telanjang atau untuk mengamati sisik ikan nila.
  • Penggaris
Fungsi untuk mengukur panjang ikan.
  • 1 set alat bedah
Fungsi untuk membedah
  • Nampan
Fungsi sebagai tempat atau wadah membedah ikan nila dan tikus.
  • Washing bottle
Fungsi untuk tempat aquades
  • Sarung tangan
Fungsi untuk melindungi tangan dan sebagai alat pelengkap dalam proses pembedahan
  • Jarum pentul
Fungsi untuk menjepit badan ikan nila dan tikus yang akan dibedah.

    1. 3.2 Bahan dan Fungsi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
  • Ikan nila : sebagai bahan pengamatan.
  • Tikus : sebagai bahan pengamatan.
  • Aquades : untuk menetesi preparat.
  • Tissue : untuk membersihkan alat – alat praktikum yang basah.
  • Kapas : untuk mengambil etanol karena bersifat menyerap larutan
  • Etanol : untuk mensterilkan alat bedah
  • Chloroform : untuk membius tikus
  • Air : untuk mencuci alat – alat yang kotor.
    1. 3.3 Skema Kerja
Berikut skema kerja dari praktikum tersebut :
  1. Ikan Nila
Disiapkan ikan nila
Ditusuk media oblongata
Setelah mati, diamati bagian – bagiannya
Di bedah
Diamati organ – organnya
Dicatat
Digambar
Hasil
  1. Pada Tikus (Mus Musculus)
Dibius dengan chlorofoam menggunakan kapas
Diletkkan distreofoam dan di kepit dengan jarum pentul
Diamati
Digambar
Dibedah
Diamati bagian – bagiannya
Dicatat
Digambar
4. PEMBAHASAN
4. 1 Analisa Prosedur
Pertama – tama hal yang harus dilakukan adalah dipersiapkan alat dan bahan. Untuk percobaan pertama yaiu tikus. Sebelum tikus di bedah, tikus dimatikan terlebih dahulu dengan larutan chlorofoam, fungsi dari chlorofoam yaitu sebagai obat bius untuk mematikan tikus. Setelah tikus mati, bedah tikus dengan menggunakan gunting dan diusahkan agar tidak mengenai organ dalammnya, jika mengenai organ dalam maka organ dalam tersebut tidak akan bisa di amati. Setelah itu kulit tikus dikuliti menggunakan silet. Dan kulit tikus tersebut di terlntangkan di atas streofoam dengan bantuan jarum pentul. Setelah itu di amati bagian organ dalamnya dan dicatat serta di gambar.
Pada percobaan kedua yaitu ikan nila. Sebelum dibedah ambil ikan nila di aquarium, ssetelah itu diltakkan di atas meja laboratorium dengan menggunakan alas kain dengan bertujuan agar meja laboratorium tetap bersih. Lalu ikan nila di bunuh dengan cara di usuk pada bagin kepala atau pada bagian otak ikan nila tersebut karena medula oblongata menjadi sistem pusat saraf. Setelah itu sayat ikan menggunakan silet dan gunting mulai dari bagian bawah ( anus ) sampai bawah kepala. Setelah itu amati bagian dalam ikan dengan menggunakan pinset agar mudah di dalam pengamatan. Lalu catat hasilnya dan gambar. Pada sisik ikan diamati dengan mikroskop untuk melihat pada struktur ikan.
4.2 Analisa Hasil
Pada percobaan dari sitematika, morfologi, anatomi dan fisiologi diperoleh hasil yaitu sebagai berikut. Pada ikan nila setelah di bedah tampak bagian organ dalamnya yaitu insang, hati, lmbung, usus, pankreas dan gelembung renang. Gelembung renang berfungsi untuk mengatur naik turunnya ikan saat berenang. Selain organ dalam terdapat juga organ bagian luar yaitu seperti sirip da sisik. Pada ikan nila tedapat 5 macam sirip yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip perut, sirip dubur, sirip dada. Sdankan sisik pada ikan nila disebut cetenoid, bentukya sedikit bergerigi dan fungsi sisik pada ikan yaitu untuk mengklarisifikasikan jrnis ikan, menentukan umur dan digunakan dalam taksonomi. Fungsi pada sirip yaitu untuk menyeimbangkan tubuh ikan dan mempermudah gerakkn pada saat berenang. Adapun insang yang terletak pada samping kepala ikan dan pada insang ini oksigen dalam air dan diangkap oleh darah lalu ke sistem pembuluh darah. Kita juga dapat mengetahui sitematika pencernaan pada ikan nila, yaitu dari mulut ke kerongkongan menuju lambung kemudian ke usus dan berakhir di anus.
Pada tikus terdapat organ – organ yaitu paru – paru yang dilindungi oleh diagfragma, tedapat lambung yang tersambung dengan usus, terdapat hati pula. Dan sistematika pencernaan tikus yaitu dari rongga mulut menuju esofagus lalu menuju ke lambung, setelah itu ke usus halua dan usus besar dan berakhir di kloaka.
Gambar ikan sebelum di bedah Gambar ikan setelah di bedah
Gambar tikus sebelum di bedah Gambar tikus setelah di bedah
5. PENUTUP
    1. 5.1 Kesimpulan
      1. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah di lakukan yaitu :
  • Ikan Nila (Oreochromis sp) termasuk jenis hewan vertebrata.
  • Ikan nila mempunyai ciri khusus yaitu inter musculla born, ususnya panjang, terdapat lapisan lemak
  • Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk uubuh memanjang dan pipih kesamping, dan warna kehitaman
  • Seluruh badan ikan nila mempunyai sisik dan mempunyai gurat sisi
  • Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan yaitu :
  • Sistem penutup tubuh ( kulit )
  • Sistem otot ( urat daging ), penggerak tubuh, sirip, daging
  • Sistem rangka ( tulang )
  • Sistem pernafasan ( respirasi )
  • Sistem peredaran darah ( sirkulasi )
  • Sistem pencernaan
  • Sistem saraf
  • Sistem eksresi dan osmoregulasi
  • Sistem reproduksi dan embriologi
  • Sistem hormon
  • Sistem pencernaan ikan nila berlangsung secara fisik dan kimiawi
  • Sistem ekskresi pada ikan nila berupa ginjal dan lubamg urogenital
  • Tikus termasuk jenis hewan vertebrata
  • Organ dalam tubuh tikus mirip dengan manusia
  • Sistem pencernaan atau kelenjar – kelenjar yang berhubungan
  • Sistem eksresi tikus ( mamalia ) hampir sama dengan manusia
  • Sistem repoduksi tikus terbagi atas 3 tahap yaitu:
  • Spermatogenesis
  • Tahap meiosis
  • Tahap spermiogenesis
    1. 5.2 Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.