LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
SISTEMATIKA, ANATOMI, FISIOLOGI DAN MORFOLOGI IKAN MAS (Cypricus carpio) dan TIKUS (Mus musculus)Disusun oleh :
HENGKI HARIADI
E1D011056
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
1.PENDAHULUAN
-
- Latar Belakang
Ikan
termasuk hewan bertulang belakang ( vertebrata ) , bernafas dengan
insang, habitat berada pada perairan . Ikan bergerak dan menjaga
keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip – sirip . Morfologi ikan
ada bermacam – macam, tetapi morfologi dasar adalah terdiri dari badan,
kepala, dan juga ekor. ( Anonymous , 2009 ).
Sistem organ
– organ pada tikus sama dengan manusia , sehingga pada praktikum
tentang morfologi, anatomi dan fisiologi menggunakan tikus sebagai
percobaan. (Anonymous , 2009)
-
- Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Praktikum ini dimaksudkan agar para praktikan dapat mengetahui sistematika, fisiologi, morfologi dari ikan dan tikus.
1.2.2 TujuanTujuan dari praktikum tersebut adalah agar pra praktikan dapat melakukan pembedahan dari tubuh ikan maupun tikus.
-
-
Waktu dan Tempat
-
1.3.1 Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Oktober 2009 pukul 10.00 – 12.00 WIB.
1.3.2 Tempat
Praktikum ini dilakukan
di Laboratorium Ilmu – Ilmu Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan , Universitas Brawijaya, Malang.2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis
ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh dan memanjang dan pipih
kesamping, dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari sungai nil
dan danau – danau disekitarnyaaa . Sekarang ikan ini telah trsebar
kenegara – negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Nma
ilmiah dari ikan nila yaitu Oreochromis niloticus dan dalam bahasa inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : AnimaliaPhylum : Chordata
Kelas (class) : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Cichildae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis sp.
Spesies : Oreochromis niloticus
( Taksonomi, 1995 )
2.1.2 Morfologi dan Anatomi Ikan Nila
1. Morfologi Ikan Nila
Ikan ini
memiliki ciri fisik badan dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2
banding satu. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri
lunak dan dubur dengan 3 duri dan 8-11 jari –jari. Tubuh berwarna
kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita hitam belang yang makin
mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris – garis tegak, 7-12 sirip
punggung dengan warna merah kemerahan atau kekuningan saat musim
berbiak. ( wikipedia, 2009 )
2. Anatomi Ikan Nila
Menurut Ainun nimah (2009), ada 1o sistem anatomi pada tubuh ikan :
-
Sistem penutup (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber- sumber pewarnaan.
-
Sitem otot (urat daging) : penggerak tubuh, siri-sirip, insang, organ listrik
-
Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot, pelindung organ – organ dalam dan penggerak tubuh tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk, visceral (tulang penyokong insang), appendicular (tulang penyokong sirip), tulang – tulang penutup insag (operculum, sub eprculum, pre operculum, dan interculum).
-
Sustem pernafasan (respirasi): ikan nila mengambil O2 dari perairan yang dibutuhkan untuk proses metabolismr. Organ – organ tersebut adalah insang yang terdiri dari tulang lengkung insag, tulang tipis insang dan dan insang.
-
Sistem peredaran darah sirkulasi) : organnya adalah jantung dan sel – sel darah yang berfungsi untuk mengedarkan O2, nutrisi, dsb.
-
Sistem pencernaan : organ – organ saluran pencrnaan dari arah depan atau nterior ke arah belakang berturut – turut adalah mulut atau rongga mulut, esofagus, lambung, usus pilorus dan pilotik saeka ) dan organ – organ tambahan antara lain kelenaja empedu, dan kelenjar pankreas
-
Sistem saraf : organnya otak an saraf tepi.
-
Sistem hormon : hormon dihasilkan oleh kelenjar – kelenjar hormon ; hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi, dan osmoregulasi.
-
Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
-
Sistem reproduksi rgan – organ reproduksi meliputi organ kelamin (gonad) yang menghasilkan sel – sel kelamin gamet). Gonad jantan menghasilkan spermatozoa melalui sepasang testis kiri dan kanan dan gonad betina menghasilkan sel telur melalui ovarium.
2.1.3. Sistem Pencernaan
Pencernaan
pada ikan berlangsuung secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara
fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu denga berpaaranya gigi
dalam proses pemotongan dan penggurusan makanan. Pencernaan mekanik ini
juga berlangsung di segmen tambung dan usus yaitu melalui gerak-gerak
(kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan mekanik di segmen
lambung dan usus terjadi secara lebih efektif oleh karena adanya peran
cairan ‘’digestif’. (wikipedia, 2009)
2.1.4. Sistem Ekskresi
Ikan
memiliki sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran
yang disebut lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran
ginjal dan yan g berada tepat di belakang anus.
Ginjal pada
ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga perisa
hasil metabolisme berjalan lambat dibandingkan ikan air tawar. (ka.462,
2008 ).
2.1.5. Sistem Reproduksi
Sistem
reproduksi ialah sistem untuk mempertahankan spesies dangan
menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi ialah urutan proses
perkembangan dari zigot sampai pada anak ikan dst. Organ reprduksi
daintaranya organ kelamin (gonad) menghasilkan sel kelamin (gamet) yaitu
spermatozoa (gonad jantan), biasanya sepanjang kiri dan kanan lalu menghasilkan pula telur (gonad betina) yaiu ovari/ovarium. (ainun,2009 ).
2.1.6. Jenis Sisik dan Fungsi
1. Sisik Koloid
Hanya dijumpai pada ikan bangasa crossopterygi yang telah punah. Sisik ini
berlapis-lapis dimana lapisan terdalam terbangaun dari tulang yang memipih.
2. Sisik Gonoid
Diitemukan
pada ikan suhu lepisosteidane dan polyteride. Sisik ini serupa dengan
sisik kosmoid dengan sebuah lapisan gemoin terletak diantara lapisan
kasmin dan enamed.
3. Sisik Plakoid
Dimiliki oleh ikan hiu dan ikan bertulang belakang rawan lainnya.
4. Sisik leptoid
Didapati
pada ikan yang bertulang belakang keras dan memiliki 2 bentuk. Sisik
sikoloid dan sisik klenoid. ( The Diversity of Fishers, 1997 )
2.1.7. Jenis Eko
( Taksonomi 2005 )
Gambar Sisik Ikan
2.2. TIKUS
2.2.1. Klasifikasi Tikus
Tikus
yang dalam klasifikasinya dimasukan kedalam sub filum vertebrata (
hewan-hewan beruas tulang belakang ), kelas mamalia (hewan- hewan
menyusui ), ordo rodentia ( hewan-hewan yang mengerat ) dan family
murridae yang merupakan salah satu hama yang penting pada tanaman
pertanian (pangan,horticulur,dan perkebunan). (Anonymous, 2009)
Klasifikasi tikus yaitu ;
-
Kerajaan : Animalia
-
Fillum : Chordata
-
Kelas : Mamalia
-
Ordo: : Rodentia
- Super family : Muroidae
-
Familnya : Muridae
-
Sub suku : Murinae
-
Genus : Mus
- Species : Musculus
2.2.2. Morfologi dan Anatomi
Tikus
rumah memiliki panjang 65-95 mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh
mereka. Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam
dan pada umunya memiliki warna putih. Tikus memiliki ekor panjang yang
memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik. Tikus rumah
cenderung memiliki panjang bulu ekor lebih gelap ketika hidup erat
dengan manusia, mereka berkisar 12-30 gram berat badanya. Banyak
bentuk-bentuk domestik tikus telah dikembangkan yang bervariasi dalam
warna dari putih menjadi hitam dan dangan bintik-bintik. (Syariffauzi,
2009 ).
2.2.3. Sistem Pencenaan
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan atau kelenjar-kelenjar yang berhubungan, fungsinya untuk :
a). Ingesti dan Digesti makanan.
b). Absorbsi sari makanan.
c). Eliminasi sisa makanan.
Langkah-langkah pproses pencernaan makanan :
1). Pencernaan di mulut dan di rongga mulut,makanan di giling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan di basahi oleh saliva.
2). Disalurkan melalui foring dan asophogus.
3).
Pencernaan di lambung dan di usus halus. Dalam usus halus diubah
menjadi asm-asam amino, monosakarida, gliserida, dan unsur-unsur
dasar yang lain.
4). Absorsi air dlam usus besar akibatnya, isi yang tidak dicerna
Menjadi setengah padat (feses).
5). Feces dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada)
Kemudian ke anus. (Iqbal , 2007)
2.2.4. Sistem Eksresi
Sistem
ekskresi mamalia hampir sam dengan manusia, tetapi sedikit berbeda yang
di sebabkan oleh liingkun tempat tinggalnya. Paru-paru terletak di dalam
rongga dada, di lindungi oleh struktur selangka dan di selaputi karung
di dinding dikenal sebagai pelura. Bernafas kebanyakan dilakukan olh
diagfragama paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh
menguncup sedikit ini menyebabkan udara tertarik ke dalam keluar
paru-paru melalui frakhea dan broknial tubes yang bercabang dan
mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil di kapilari yang penuhi
darah. disini oksigen meresap banyak masuk kedalam darah, dimana akan di
angkut oleh hemoglobin. (Ka ,462, 2008).
2.2.5.Sistem Reproduksi
a). Tahap pembentukan spematozoa di bagi atas 3 tahap yaitu :
1. Spermatogenesis.
Meupakan
tahap spermatogenea yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan
menjadi spermatosot primer. Spermatosit primer mengandung kromosom
diploid (2n) pada inti sel nya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit
akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit skunder.
2. Tahapan meiosis
Spermatosid
primer, menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis 1, yang kemudian diikuti dengan meiosis 2.
3. Tahapan spermiogenesis
Merupakan transformasi
spermatid menjadi spermatozoa yang memiliki 4 fase yaitu fase golgi,
fase tulup, fase akrosom, dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat
spermatozoa masuk. (Iqbal, 2008). 3.METODOLOGI
-
- 3.3 Alat dan Fungsi
- Mikroskop
- Penggaris
- 1 set alat bedah
- Nampan
- Washing bottle
- Sarung tangan
- Jarum pentul
-
- 3.2 Bahan dan Fungsi
- Ikan nila : sebagai bahan pengamatan.
- Tikus : sebagai bahan pengamatan.
- Aquades : untuk menetesi preparat.
- Tissue : untuk membersihkan alat – alat praktikum yang basah.
- Kapas : untuk mengambil etanol karena bersifat menyerap larutan
- Etanol : untuk mensterilkan alat bedah
- Chloroform : untuk membius tikus
- Air : untuk mencuci alat – alat yang kotor.
-
- 3.3 Skema Kerja
- Ikan Nila
Disiapkan ikan nila
Ditusuk media oblongata
Setelah mati, diamati bagian – bagiannya
Di bedah
Diamati organ – organnya
Dicatat
Digambar
Hasil- Pada Tikus (Mus Musculus)
Diletkkan distreofoam dan di kepit dengan jarum pentul
Diamati
Digambar
Dibedah
Diamati bagian – bagiannya
Dicatat
Digambar
4. 1 Analisa Prosedur
Pertama
– tama hal yang harus dilakukan adalah dipersiapkan alat dan bahan.
Untuk percobaan pertama yaiu tikus. Sebelum tikus di bedah, tikus
dimatikan terlebih dahulu dengan larutan chlorofoam, fungsi dari
chlorofoam yaitu sebagai obat bius untuk mematikan tikus. Setelah tikus
mati, bedah tikus dengan menggunakan gunting dan diusahkan agar tidak
mengenai organ dalammnya, jika mengenai organ dalam maka organ dalam
tersebut tidak akan bisa di amati. Setelah itu kulit tikus dikuliti
menggunakan silet. Dan kulit tikus tersebut di terlntangkan di atas
streofoam dengan bantuan jarum pentul. Setelah itu di amati bagian organ
dalamnya dan dicatat serta di gambar.
Pada
percobaan kedua yaitu ikan nila. Sebelum dibedah ambil ikan nila di
aquarium, ssetelah itu diltakkan di atas meja laboratorium dengan
menggunakan alas kain dengan bertujuan agar meja laboratorium tetap
bersih. Lalu ikan nila di bunuh dengan cara di usuk pada bagin kepala
atau pada bagian otak ikan nila tersebut karena medula oblongata menjadi
sistem pusat saraf. Setelah itu sayat ikan menggunakan silet dan
gunting mulai dari bagian bawah ( anus ) sampai bawah kepala. Setelah
itu amati bagian dalam ikan dengan menggunakan pinset agar mudah di
dalam pengamatan. Lalu catat hasilnya dan gambar. Pada sisik ikan
diamati dengan mikroskop untuk melihat pada struktur ikan.
4.2 Analisa Hasil
Pada
percobaan dari sitematika, morfologi, anatomi dan fisiologi diperoleh
hasil yaitu sebagai berikut. Pada ikan nila setelah di bedah tampak
bagian organ dalamnya yaitu insang, hati, lmbung, usus, pankreas dan
gelembung renang. Gelembung renang berfungsi untuk mengatur naik
turunnya ikan saat berenang. Selain organ dalam terdapat juga organ
bagian luar yaitu seperti sirip da sisik. Pada ikan nila tedapat 5 macam
sirip yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip perut, sirip dubur, sirip
dada. Sdankan sisik pada ikan nila disebut cetenoid, bentukya sedikit
bergerigi dan fungsi sisik pada ikan yaitu untuk mengklarisifikasikan
jrnis ikan, menentukan umur dan digunakan dalam taksonomi. Fungsi pada
sirip yaitu untuk menyeimbangkan tubuh ikan dan mempermudah gerakkn pada
saat berenang. Adapun insang yang terletak pada samping kepala ikan dan
pada insang ini oksigen dalam air dan diangkap oleh darah lalu ke
sistem pembuluh darah. Kita juga dapat mengetahui sitematika pencernaan
pada ikan nila, yaitu dari mulut ke kerongkongan menuju lambung kemudian
ke usus dan berakhir di anus.
Pada tikus
terdapat organ – organ yaitu paru – paru yang dilindungi oleh
diagfragma, tedapat lambung yang tersambung dengan usus, terdapat hati
pula. Dan sistematika pencernaan tikus yaitu dari rongga mulut menuju
esofagus lalu menuju ke lambung, setelah itu ke usus halua dan usus
besar dan berakhir di kloaka.
Gambar ikan sebelum di bedah Gambar ikan setelah di bedah
Gambar tikus sebelum di bedah Gambar tikus setelah di bedah
5. PENUTUP-
- 5.1 Kesimpulan
- Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah di lakukan yaitu :
- 5.1 Kesimpulan
- Ikan Nila (Oreochromis sp) termasuk jenis hewan vertebrata.
- Ikan nila mempunyai ciri khusus yaitu inter musculla born, ususnya panjang, terdapat lapisan lemak
-
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk uubuh memanjang dan pipih kesamping, dan warna kehitaman
-
Seluruh badan ikan nila mempunyai sisik dan mempunyai gurat sisi
-
Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan yaitu :
-
Sistem penutup tubuh ( kulit )
-
Sistem otot ( urat daging ), penggerak tubuh, sirip, daging
-
Sistem rangka ( tulang )
-
Sistem pernafasan ( respirasi )
-
Sistem peredaran darah ( sirkulasi )
-
Sistem pencernaan
-
Sistem saraf
-
Sistem eksresi dan osmoregulasi
-
Sistem reproduksi dan embriologi
-
Sistem hormon
- Sistem pencernaan ikan nila berlangsung secara fisik dan kimiawi
-
Sistem ekskresi pada ikan nila berupa ginjal dan lubamg urogenital
-
Tikus termasuk jenis hewan vertebrata
-
Organ dalam tubuh tikus mirip dengan manusia
-
Sistem pencernaan atau kelenjar – kelenjar yang berhubungan
-
Sistem eksresi tikus ( mamalia ) hampir sama dengan manusia
-
Sistem repoduksi tikus terbagi atas 3 tahap yaitu:
- Spermatogenesis
- Tahap meiosis
- Tahap spermiogenesis
-
- 5.2 Saran
Pada
kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di
persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik.
Dan untuk para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan
dipraktekkan, agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.
No comments:
Post a Comment