CONTOH
SOAL UTS AGROKLIMATOLOGI
4.
Jelaskan
secara singkat arti scattering, absorption dan reflection pada radiasi matahari
yang menuju permukaan bumi melalui atmosfer.
Jawab
:
Scattering:
Proses dimana berkas cahaya berubah arah penjalaran melalui interaksi dengan
partikel-partikel seperti molekul-molekul aerosol dan partikel-partikel awan.
Absorption
(Absorpsi): Proses tertahannya/terserapnya energi
radiasi oleh suatu bahan/benda.
Reflection:
Proses dimana energi yang jatuh di suatu permukaan dikembalikan lagi ke medium
yang dilalui energi tersebut.
7.
Jelaskan
proses pemindahan panas secara konveksi
Jawab
:
PERPINDAHAN PANAS/ KALOR
SECARA KONVEKSI
Perpindahan kalor secara konveksi umumnya berlangsung pada zat cair dan
gas. Proses perpindahan kalor diikuti oleh perpindahan partikel – partikel
perantaranya. Perpindahan kalor secara konveksi sebenarnya merupakan proses
perpindahan energi gabungan antara konduksi panas , gerakan pencampuran dan
proses penyimpanan energi.
Mekanisme perpindahan kalor terjadi dengan urutan sebagai berikut:
1.
Kalor mengalir
secara konduksi dari permukaan zat padat ke partikel- partikel fluida (cairan
atau gas) yang berbatasan dengan permukaan zat tersebut
2.
Kalor yang di
terima fluida, akan menaikkan suhu partikel penyusun tersebut.
3.
Partikel fluida
yang bersuhu lebih tinggi akan bergerak ke suhu yang lebih rendah, kemudian
bercampur dan melepaskan sebagian kalor yang dimilikinya.
Jadi dalam proses konveksi terjadi aliran energi dalam bentuk kalor dan
aliran materi fluida. Energi yang diterima fluida disimpan oleh partikel –
pertikel fluida tersebut sehingga konveksi dapat di definisikan sebagai perpindahan
kalor dari sebagian fluida ke bagian fluida yang lain yang diikuti oleh pergerakan
fluida tersebut.
Persamaan dasar perpindahan kalor secara konveksi di usulkan oleh Issac
Newton pada tahun 1710 dan persamaan ini sudah digunakan secara luas dala
analisis perpindahan kalor secara konveksi. Hubungan ini menyatakan bahwa laju perpindahan
kalor secara konfeksi di pengaruhi 3 besaran yaitu :
h A T
Dengan :
= laju perpindahan kalor (j/s)
h = koefisien perpindahan kalor
konveksi ( Js.m.C)
A = luas penampang (m²)
T = beda suhu antara permukaan dan
fluida (C atau K)
CONTOH
:
proses
mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air panas. Panas pada air berpindah
bersamaan dengan mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut kemudian
menyebabkan es batunya meleleh.
8.
Gambarkan pola
perubahan suhu udara berdasarkan ketinggian melalui proses DALR dan SALR
Jawab
:
Pola perubahan suhu
udara berdasarkan ketinggian yaitu : Laju penurunan suhu adiabtik disebut laju
penurunan suhu adiabatik kering atau disingkat DALR (Dry
Adiabatic Lapse Rate). Laju penurunan suhu udara ini konstan yaitu sebesar
9.8oC setiap naik 1 km. Sementara, laju penurunan suhu lingkungan (ELR
= Environmental Lapse Rate) selalu berubah menurut tempat dan waktu,
rata-rata sebesar 6.5oC per km.
v Ketinggian
saat udara mulai mengembun membentuk awan disebut aras pengembunan yang
merupakan dasar awan. Pada proses pengembunan maka panas laten yang dikandung
uap air dilepaskan, jadi meski massa udara tetap naik tetapi penurunan suhunya
tidak sebesar pd DALR. Laju penurunan ini disebut penurunan suhu adiabatik jenuh
atau SALR (Saturated Adiabatic Lapse Rate) yang besarnya
sekitar 4.7oC per km.
v SALR
besarnya tidak konstan. Semakin besar panas hasil kondensasi, semakin kecil
laju penurunan suhunya.
v Setiap
1 kg embun yg dihasilkan akan melepaskan panas 4350 kJ.
v Di
daerah tropika basah, udara yang lembab & panas yang bergerak naik, menjadi
dingin lebih lambat drpd udara di daerah kutub. (Di kutub, SALR hampir sama dgn
DALR)
9.
Jelaskan secara singkat proses terjadinya awan
JAWAB
:
Proses terbentuknya awan pembentukan
awan dapat terjadi pada suhu tinggi ( > 0 C) melalui pengangkatan udara atau
konveksi yang diakibatkan oleh pemanasan yang kuat. Sedang di daerah lintang
menengah dan tinggi proses yang terjadi umumnya karena adanya front yaitu
pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin. Udara selalu
mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka
terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara
karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan
naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu
akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak
terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
No comments:
Post a Comment