KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis agar dapat menyelesaikan paper yang
berjudul “SEBAB TIMBULNYA GELOMBANG TSUNAMI YANG MENDERA MASYARAKAT ACEH”
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UTS (Ujian Tengah Semester).
Saya sebagai penulis sangat menyadari bahwa dalam menyelesaikan paper ini
masih jauh dari kesempurnaan dan kekurangan karena keterbatasan data dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari kalangan pembimbing untuk
kesempurnaan paper ini. Dan penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada ibu efi selaku dosen
mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian ( PIP )
Akhir kata, penulis mengharap paper yang sederhana ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Bengkulu, 13 oktober 2011
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................
1.1.
Latar Belakang ..................................................................... .........
1.2. Tujuan dan Manfaat .......................................................................
BAB II : KAJIAN
TEORI..................................................................................
2.1.
Definisi Tsunami.............................................................................
2.2.
Penyebab Gelombang Tsunami.......................................................
2.3.
Potensi Tsunami di Indonesia.........................................................
2.4. Dampak Tsunami di NTB...............................................................
BAB III : PENYAJIAN DATA ..........................................................................
3.1.
Penyajian Data dan Analisis...........................................................
3.2. Pemecahan Masalah........................................................................
BAB IV : PENUTUP............................................................................................
4.1.
Kesimpulan dan Saran....................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gempa
bumi dan tsunami, 26 Desember 2004, yang menimpa Aceh dan telah menyebabkan
hampir 230.000 penduduk meninggal dunia dan 600.000 penduduk kehilangan tempat
tinggal. Sebanyak 1.644 kantor pemerintah, 270 pasar, 239 pertokoan hancur,
2.732 tempat peribadatan rusak, lebih dari 1.151 sekolah dan pesantren, 33
rumah sakit dan rumah bersalin musnah,
Ketika
tsunami melanda wilayah Aceh dan Nias pada tanggal 26 Desember 2004 lalu, lebih
dari dua ratus ribu jiwa meninggal dunia dan dinyatakan hilang. Hal ini
dapat di depinisikan sebagai berikut, yaitu :
a. Sebagai kuasa Tuhan
b. Adanya kearifan lokal, dan
c. Topografi wilayah
Prinsip
masyarakat Aceh dan Simeulue yang sangat agamis seringkali mengkaitkan berbagai
peristiwa di dunia ini dengan aspek ketuhanan, sehingga peristiwa tsunami juga
dianggap sebagai bagian dari cobaan terhadap keimanan manusia. Alasan kedua,
adanya suatu “kearifan” lokal dalam bentuk cerita turun temurun tentang
peristiwa tsunami yang pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Salah satu
nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Simeulue adalah apabila
terjadi suatu gempa kuat yang diiringi dengan surutnya air laut, maka masyarakat
harus naik ke wilayah yang lebih tinggi. Kondisi topografi wilayah di sebagian
besar permukiman di pulau Simeulue yang berbukit-bukit juga memudahkan
masyarakat untuk segera menyelamatkan diri.
Dari
penjelasan di atas, maka penulis dapat menarik sebuah judul yaitu “SEBAB
TIMBULNYA GELOMBANG TSUNAMI YANG MENDERA MASYARAKAT ACEH” yang akan dibahas
lebih lanjut dalam paper ini.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Dari
penulisan paper di atas tujuan dan manfaat paper ini adalah :
a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian
Nasional
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
tsunami
c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya
tsunami
d. Sistem peringatan dini saat terjadi
tsunami
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi Tsunami
Istilah
tsunami berasal dari bahasa Jepang tsu artinya pelabuhan dan nami
artinya gelombang laut. Secara harfiah berarti “ombak besar di pelabuhan”,
adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung
berapi meletus atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap
terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang
menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun.
Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan
efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi di laut dalam, tetapi
meningkat ketinggian hingga mencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai.
Sedangkan gelombang adalah getaran yang merambat. Dampak negatif yang
diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan,
tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin, lahan pertanian, tanah dan air bersih.
2.2 Penyebab Gelombang Tsunami
Gempa-gempa
yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah gempa yang terjadi di
dalam laut. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km, magnitudo lebih besar dari
6,0 skala Richter, serta jenis penyesaran gempa tergolong, sesar naik atau
sesar turun.
Pasca
bencana gempa dan gelombang tsunami di Nangroe Aceh Darussalam 26 Desember 2004,
kata “tsunami” kini makin populer di Indonesia. Padahal sejak 1992 tsunami
mulai dikenal masyarakat di negeri ini ketika terjadi bencana tsunami di Flores
pada 12 Desember. Meski mulai dikenali, namun belum dipahami secara benar.
Dikatakannya
bahwa kecepatan penjalaran gelombang tsunami, berkisar antara 50 km sampai
1.000 km per jam. Pada saat mendekati pantai, kecepatannya semakin berkurang
karena adanya gesekan dasar laut. Tetapi tinggi gelombang tsunami justru akan
bertambah besar pada saat mendekati pantai. Ia menyebutkan gelombang tsunami
mencapai ketinggian maksimum pada pantai berbentuk landai dan berlekuk seperti
teluk dan muara sungai. Pada pantai semacam ini, tinggi gelombang tsunami dapat
mencapai puluhan meter. Seperti gempa Flores tahun 1992 dengan magnitudo 6,8 SR
secara teoritis akan menghasilkan gelombang tsunami setinggi satu sampai dua
meter di episentrum gempa. Namun, pada saat tiba di pantai Flores, gelombang
tsunami mencapai ketinggian maksimum sekitar 24 meter.
Kecepatan
gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut dimana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya
sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang
tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai,
tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan massa
air. Saat mencapai pantai, tsunami akan merayap masuk daratan, jauh dari garis
pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer.
Gempa
bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan
bumi. Akibatnya, dasar laut naik turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan
air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda
kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini
cukup besar, dapat terjadi mega tsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
2.3 Potensi tsunami di Indonesia
Berdasarkan
katalog gempa (1629 – 2002) di Indonesia pernah terjadi tsunami sebanyak 109
kali, yakni 1 kali akibat longsoran (landslides), 9 kali akibat gunung
berapi dan 98 kali akibat gempa bumi tektonik. Gempa yang menimbulkan tsunami
sebagian besar berupa gempa yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust
(Flores, 1992) dan sebagian kecil tipe normal (Sumba, 1977). Gempa dengan
mekanisme fokus strike slip kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan
tsunami.
Tanda-tanda
akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :
a. Air laut yang surut secara tiba-tiba
b. Bau asin yang sangat menyengat
c. Dari kejauhan tampak gelombang
putih/suara gemuruh yang sangat keras.
Tsunami terjadi jika :
a. Gempa besar dengan kekuatan gempa
> 6,5 SR
b. Lokasi pusat gempa di laut
c. Kedalaman dangkal < 40 km
d. Terjadi deformasi vertikal dasar laut
2.4 Dampak Tsunami Aceh di NTB
Salah
satu desa dampingan P2KP yaitu Desa Lembar, Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok
Barat, NTB pada 26 desember 2004 lalu terkena dampak tsunami Aceh berupa
gelombang air pasang setinggi 5 meter. Dalam peristiwa tersebut tidak ada
korban jiwa, namun sebanyak 20 rumah di pesisir pantai dan 9 bagan nelayan
hanyut. Dari musibah tersebut, Pemda Lombok Barat mengambil langkah antisipasi
dini dengan mengevakuasi sejumlah 1.045 jiwa penduduk atau sekitar 238 KK pada
27 Desember 2004 lalu.
Jumlah
para pengungsi yang ditampung di gudang Dolog Pemda Lombok Barat sebanyak 645
jiwa serta 403 jiwa ditampung di workshop PU provinsi NTM. Masyarakat peduli
sesama dan Pemda Lombok Barat menyalurkan bantuan pangan berupa beras, mie
instan, air mineral dan bahan pangan lainnya. Personil P2KP juga menghimpun
dana bantuan yang dikoordinir oleh team leader KMW 10 NTB, Asfan Syufainal
serta Korkot 1 kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, Hartatik. Dana tersebut
telah disalurkan dalam bentuk bahan pangan berupa beras 20 kg, mie instan 10
dos dan sabun cuci 10 dos.
Pemetaan
swadaya di desa tersebut telah dilakukan sebelum dampak tsunami datang
memporak-porandakan lingkungan perumahan dan pemukiman penduduk. Kini, masalah
yang paling prioritas adalah tidak terdapatnya jembatan penyeberangan sepanjang
20 meter yang menghubungkan dusun Cemara dengan desa induknya. Setelah musibah
melanda, masyarakat dusun Cemara melalui tim PS telah mengajukan permohonan
(kepada fasilitator) agar pemetaan swadaya diulang melalui rembuk masyarakat
guna penetapan prioritas mendesak saat ini.
Gubernur
NTB Lalu Serinata saat meninjau lokasi tersebut mengungkapkan kesediaannya guna
membiayai pembangunan jembatan penyeberangan tersebut. Dukungan P2KP sebatas
pada perbaikan lingkungan perumahan dan pemukiman yang berupa MCK dan SPAL.
Sebanyak 1.043 orang pengungsi pada 3 Januari 2005 lalu telah dipulangkan di
kampungnya di dusun Cemara, Desa Lembar oleh Pemda Lombok Barat. Sedangkan
untuk 2 orang penduduk yang masih sakit, tengah dirawat di RSU Gerung Lombok
Barat (Hartatik, Korkot 1 Lombok Barat dan kota Mataram).
BAB III
PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN
PEMECAHAN MASALAH
PEMECAHAN MASALAH
3.1 Penyajian Data dan Analisis
Bencana
tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru
dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada
di dasar atau permukaan laut yang terkoneksi dengan satelit.
Perekam
tekanan di dasar laut bersama-sama dengan perangkat yang mengapung di laut (buoy)
dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh
pengamatan manusia pada laut dalam, sistem sederhana yang pertama kali
digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah
dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an, kemudian sistem yang lebih canggih
dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946
dan 23 Mei 1960.
3.2 Pemecahan Masalah
Dari
penyajian data dan analisis di atas maka disimpulkan bahwa salahsatu pemecahan
masalah tsunami di Indonesia adalah diwujudkannya sistem peringatan dini di
Indonesia.
Saat
ini Indonesia sedang melakukan pekerjaan pembangunan sistem peringatan dini
tsunami. Salah satu proyek yang dikerjakan adalah kerjasama dengan negara
Jerman. Pengembangan sistem peringatan dini tsunami ini melibatkan banyak pihak
dan instansi pemerintah. Tujuan utama pembangunan sistem peringatan dini
tsunami ini adalah untuk terciptanya sebuah sistem yang dapat menginformasikan
serta memperingatkan masyarakat luas apabila terjadi suatu gempa yang
berpotensi tsunami dalam waktu sesingkat-singkatnya agar kerugian nyawa dan
materi dapat dihindarkan semaksimal mungkin.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil pemaparan karya ilmiah ini dari awal
hingga akhir, sebagai uraian penutup kiranya penulis perlu memberikan beberapa
langkah kongkret yang dapat kita lakukan saat daerah kita dilanda tsunami.
Adapun langkah-langkah tersebut antara lain :
a. Saat Tsunami Datang
1. Jangan panik
2. Jangan menjadikan gelombang tsunami
sebagai tontonan. Apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada
di kawasan yang tidak aman.
3. Jika air laut surut dari batas
normal, tsunami mungkin terjadi.
4. Bergeraklah dengan cepat ke tempat
yang lebih tinggi, ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta tetaplah
di tempat aman sampai air laut benar-benar surut. Jika Anda sedang berada di
pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang
lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
5. Jika situasi memungkinkan, pergilah
ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
6. Jika situasi tidak memungkinkan untuk
melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang
baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke
lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
7. Jika situasi memungkinkan, pakai
jaket hujan dan pastikan tangan Anda tidak membawa apa-apa
b. Sesudah Tsunami
1. Ketika kembali ke rumah, jangan lupa
memeriksa kerabat satu persatu.
2. Jangan memasuki wilayah yang rusak,
kecuali setelah dinyatakan aman.
3. Hindari instalasi listrik.
4. Datangi posko bencana untuk
mendapatkan informasi. Jalinlah komunikasi dan kerja sama dengan warga sekitar.
5. Bersiaplah untuk kembali ke kehidupan
yang normal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Moch. Ma’ruf Tanudjaja. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Jakarta : Balai Pustaka.
2. Anonim. 1987. Atlas
Geografi Indonesia dan Dunia. Jakarta : Pustaka Ilmu.
No comments:
Post a Comment