Sunday, 20 May 2012

TINJAUAN PUSTAKA Cabai Rawit



A. Cabai Rawit

1. Sejarah Cabai Rawit

Menurut sejarah persebarannya, tanaman cabai berasal dari daratan

Amerika Latin terutama Meksiko. Pada mulanya, cabai ini merupakan tanaman

liar, lalu dibudidayakan oleh petani setelah diketahui manfaatnya. Penyebaran

tanaman cabai ke berbagai penjuru dunia secara alamiah dilakukan oleh burung

(cabai burung). Pada abad ke-8, tanaman cabai mulai menyebar ke Amerika

Selatan dan Amerika Tengah. Dan Pada abad ke-15 dibawa para pedagang

sebagai komoditas antar Negara sehingga menyebar ke Eropa. Jenis tanaman ini

sampai ke Indonesia diantaranya adalah melalui para pedagang dan orang-orang

Eropa yang pernah singgah di Indonesia.

2. Klasifikasi dan Nama Umum Cabai Rawit

a. Klasifikasi Cabai Rawit

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, cabai digolongkan sebagai berikut :

Nama latin Cabai Rawit

Sinonim

Familia

Suku

Nama Ilmiah

: Capsicum frutescens L

: C. ,fastigiatum BL, C. minimum Roxb.

: solanaceae.

: sirih-sirihan

: Piper retrofractum

(http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=213 jm 19:09 )

b. Nama Umum Cabai Rawit

1) Nama Daerah cabai rawit dari Sumatera; leudeuaarum, pentek (Gayo), situdu

langit, lacina sipane (Simelungmz), lada limi (Nias), mutia (Melayu). Jawa:

cabe rawit, cengek (SLCnda), lombok jempling, jemprit, rawit, gambir, setan,

cempling (Jawa), cabhi letek, taena manok (Madura). Nusa Tenggara: tabia

krinyi (Bali), kurus (Alor). Sulawesi: kaluya kapal (bent.), mareta dodi

(Mongond.), malita diti (Gorontalo), m.didi (Buol), lada masiwu (Baree),

marica, capa, laso meyong (Mak.), meyong, ladang burica, marica (Bug.), rica

halus, padi (Manado). Maluku: Abrisan kubur (Seram), karatupa batawe

(Elpaputi), katupu walata (Waraka), araputa patawe (Atamano), kalapita batawi

(Amahai), karatuba manesane (Nuaulu), karatupa. batawi (Sepcc), maricang

kekupe (Weda), rica gufu (Ternate). Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah

(Barik).

2) Nama Asing cabai rawit adalah La jiao (C), cayenne peper (B), piment de

cayenne (P), piment enrage, guineapfeffer (J), pasites, sili (Tag.), cayenne, chilli

(I).

3) Nama Simplisia cabai rawit adalah Capsici frutescentis Fructus (buah cabe

rawit).

(http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=213jm 19:09)

3. Varietas Cabai Rawit

a. Dibedakan menjadi 3 jenis :

1) Cabai kecil ( cabai jemprit )

Buah cabai ini kecil-kecil, bila masih muda berwarna hijau. Setelah tua

(masak) menjadi merah menyala. Rasanya sangat pedas dan beraroma

merangsang karena kadar minyak atsirinya banyak.

2) Cabai putih ( cabai cengkek )

Buahnya berukuran 1-3 cm dan panjangnya 2,5-10 cm. Bila masih muda,

bewarna putih dan rasanya kurang pedas. Setelah tua bewarna jingga (agak

kuning) dan terasa pedas. Cabai ini mirip dengan cabai jemprit.

3) Cabai hijau ( cabai ceplik )

Buahnya berukuran hanpir sama dengan cabai putih. Namun warnanya hijau

agak putih ketika muda, dan menjadi merah menyala dan terasa pedas ketika

masak. Bentuknya montok berujung tumpul.

b. Menurut Departemen Kesehatan RI, dibedakan tiga macam :

1) Cabai rawit ( cengek leutik )

Ukuran buahnya kecil dan bediri tegak pada tangkainya. Warna buah muda

yaitu hijau dan setelah tua akan berwarna merah.

2) Cabai Domba ( cengek bodas )

Ukuran buahnya lebih besar dari cengek leutik. Ketika muda berwarna

putih, dan ketika tua berwarna jingga.

3) Ceplik

Ukurannya buahnya besar, berwarna hijau waktu masih muda setelah tua

berubah menjadi merah.

c. Masyarakat tani di kutoarjo, Jawa Tengah menggolongkan cabai tiga macam

jenis cabai :

1) Cabai rawit kecil

Panjangnya 1-2 cm dan rasanya pedas sekali ( cengek leutik ).

2) Cabai rawit putih

Buahnya berbentuk langsing dan panjangnya 4-6 cm ( cengek bodas ). Bila

dibandingkan, cabai rawit kecil rasanya masih kalah pedas.

3) Cabai rawit hijau

Buahnya cukup panjang antara 3-4 cm. Rasanya lebih pedas disbanding

cabai rawit putih, tetapi kalah pedas dengan cabai rawit kecil. ( Husna Amin,

2007).

Kandungan Zat Kimia Cabai

Kandungan zat kimia cabai tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Zat Kimia Cabai (mg/100g) adalah sebagai berikut:

Kandungan Zat Cabai Rawit

Kimia Cabai

(Leutik)

Energi (Kal)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Vit.A (SI)

Vit.C (mg)

( sumber

Manfaat Cabai Rawit

Cabai dapat dimanfaatkan sebagai penyembuh luka, pereda demam

tinggi, meredakan pilek dan hidung tersumbat, mencegah stroke, meringankan

sakit kepala dan nyeri sendi, meningkatkan nafsu makan, menurunkan kolesterol

dan sebagai antibiotik alami, memiliki kandungan antioksidan (Sumber

Foto:Antaraphoto).

103

4,7

2,4

19,9

45

85

11,050

70

: Husna Amin, 2007 )

Cabai

Merah

(Ceplik)

31

1,0

0,3

7,3

29

24

470

181

Cabai

Hijau

23

0,7

0,3

5,2

14

23

260

84

Cabai

Merah

Kering

311

15

6,2

61,8

160

370

576

50

Cabai

Jawa

(Domba)

32

1,5

0,4

7,2

31

26

500

155

Vitamin C

Definisi Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang berbentuk kristal putih agak kuning tidak

berbau, mudah larut dalam air, terasa asam, mencair suhu 190-192ÂșC dan

merupakan suatu asam organik. Rumus molekul vitamin C adalah (C6H8O6) dan

berat molekulnya adalah 176,13. Vitamin C mempunyai dua bentuk molekul

aktif yaitu bentuk tereduksi (asam askorbat) dan bentuk teroksidasi (asam

dehidro askorbat). Bila asam dehidroaskorbat teroksidasi lebih lanjut akan

berubah menjadi asam diketoglukonat yang tidak aktif secara biologis. Manusia

lebih banyak menggunakan asam askorbat dalam bentuk L ; bentuk D asam

askorbat hanya dimetabolisme dalam jumlah sedikit. D asam askorbat banyak

digunakan sebagai bahan pengawet (daging). Manusia tidak dapat mensintesis

asam askorbat dalam tubuhnya karena tidak mempunyai enzim untuk mengubah

glukosa atau galaktosa menjadi asam askorbat, sehingga harus disuplai dari

makanan (Andarwulan, Nuri, Sutrisno Kaswari,1992).

Tata Nama dan Struktur Vitamin C

a. Tata Nama Vitamin C

1) Nama Umum Vitamin C adalah Vitamin C, Asam askorbat, Asam ceitamad

(ceritamid acid).

2) Nama Trivial Vitamin C adalah Asam heksuronat (Hexuronic Acid), Anti-

scorbutin, Vitamin anti-scorbut (Anti-scorbutat vitamin), Scorbutamin.

3) Nama Kimia Vitamin C adalah L-asam askorbat, L-xylo-asam askorbat.

Struktur Vitamin C

Fungsi Vitamin C

Vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Salah satu

fungsi utama dari vitamin C adalah berperan dalam Pembentukan kolagen

dalam jaringan ikat, Pembentukan gigi, Metabolisme tirosin, Sintesis

neurotransmitters, Penggunaan Fe, Ca, dan Folasin (Muchtadi, Deddy, 2009).

Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilin dua asam

amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa

ini merupakan komponen kolagen yang penting. Penjagaan agar fungsi itu tetap

banyak dipengaruhi oleh cukup tidaknya kandungan vitamin C dalam tubuh.

Fungsinya adalah dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh

melawan infeksi, penyakit dan stress, mengoksidasi fenilalanin menjadi tirosin,

reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan sehingga besi lebih

mudah terserap, melepaskan besi dari tranferin dalam plasma agar dapat

bergabung ke dalam ferinitin jaringan, serta pengubahan asam folat menjadi

bentuk aktif asam folinat. Vitamin C juga berperan dalam pembentukan hormon

steroid dari kolestrol ( Sumber : Wikipedia ). Vitamin C berfungsi respirasi sel

dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti.

Metabolisme Vitamin C

Kekurangan Vitamin C dapat menyebabkan penyakit disebut scorbut.

Kerusakan terjadi di dalam jaringan yang terdapat didalam rongga mulut, di

tulang dan gigi geligi serta kerusakan di dalam darah. Pada dasarnya kerusakan

mengenai matrix jaringan ikat zat perekat antar selular. Pada dinding pembuluh

kapiler, zat perekat antar selular defektip, sehingga sel-sel endothel saling

renggang dan terjadi perdarahan. Dengan dilakukannya test Fragilitas Kapiler

diperlihatkan dengan menurunnya daya tahan terhadap tekanan darah dengan

meningkatnya fragilitas dinding (mudah menjadi rusak) kapiler darah tersebut.

Bila jaringan tubuh ada dalam kondisi jenuh oleh vitamin C maka dari

dosis yang diberikan parenteral, sebagian besar akan diekskresikan di dalam

urine dan apabila suplai vitamin C didalam jaringan tidak mencukupi, maka

sebagian besar dari dosis vitamin C yang diberikan di dalam tubuh dan sedikit

sekali yang diekskresikan di dalam urine. Vitamin C dapat dioksidasi secara

reversible menjadi dehydro vitamin C dan katabolisme menghasilkan asam

oksalat. Kadar vitamin C di dalam jaringan tubuh dan di dalam darah yang

dianggap normal ialah 0,8-10 mg% tanpa disertai ekskresi dari dosis percobaan

yang meningkat. Vitamin C diekskresikan di dalam urine, sebagian kecil di

dalam tinja dan sebagian kecil di dalam air keringat (Sediaoetama, Achmad

Djaeni, 2000).

Sifat Vitamin C

Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut dalam air dan mudah

rusak dalam pemanasan yang terlalu lama. Vitamin C mempunyai bentuk

serbuk, atau hablur putih agak kuning, tidak berbau, mempunyai rasa asam

(Sumber : Wikipedia).

Vitamin C apabila dalam bentuk kristal kering akan bersifat lebih stabil,

tetapi dalam bentuk larutan vitamin C mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen

dari udara (Sediaoetama, Achmad Djaeni, 2000).

Sumber Vitamin C

Sumber vitamin C terdapat di dalam bahan makanan terutama buah-

buahan segar misalnya jeruk, strowbery, nanas, tomat dan mangga, Sedangkan

kadar vitamin C yang lebih rendah terdapat di dalam sayuran segar. Di dalam

buah-buahan vitamin C hanya terdapat konsentrasi tinggi dibagian kulit buah,

dan vitamin C dengan kadar rendah yaitu pada daging buah dan bijinya.

Metode Penetapan Kadar Vitamin C

1. Metode Fisika

a. Metode Spektroskopis

Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang terlarut dalam

air untuk menyerap ultraviolet dengan panjang maksimum 265 nm.

b. Metode Polarografik

Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi asam askorbat dalam

larutan asam atau pangan yang bersifat asam.

No comments: