BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bencana
alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat dimana saja dan kapan
saja, disamping menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan
masyarakat. Gerakan tanah adalah salah satu bencana alam yang sering
mengakibatkan kerugian harta benda maupun korban jiwa dan menimbulkan kerusakan
sarana dan prasarana lainnya yang membawa dampak sosial dan ekonomi.
Bencana
adalah sesuatu yang tidak kita harapkan, oleh karena itu pemahaman terhadap
proses terjadinya gerakan tanah berikut faktor penyebabnya menjadi sangat
penting bagi pemerintah maupun masyarakat. Alternatif penanggulangan bencana
baik dari aspek pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi) maupun
penanggulangan (rehabilitasi) perlu dikaji secara mendalam.
1.2 Tujuan
Tujuan
penulis membuat makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui gejala umum terjadinya tanah lonsor dan penyebab
terjadinya bencana alam tanah lonsor dan pencegahan terjadinya
bencana alam tanah longsor.
terjadinya bencana alam tanah lonsor dan pencegahan terjadinya
bencana alam tanah longsor.
2.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
BAB II
BAHAN DAN METODE
BAHAN DAN METODE
Tanah
longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air
yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut
menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka
tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti
lereng dan keluar lereng
2.1 Penyebab Tanah Longsor
Pada
prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Faktor
penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan
tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan
penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan
sebagai factor alami dan manusia:
Faktor_alam
Kondisi
alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain:
a) Kondisi geologi: batuan
lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, struktur sesar dan
kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunung api.
b)
Iklim: curah hujan yang tinggi.
c)
Keadaan topografi: lereng yang curam.
d) Keadaan tata air: kondisi
drainase yang tersumbat, akumulasi massa air,erosi dalam, pelarutan dan tekanan
hidrostatika.
e) Tutupan lahan yang
mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.
Faktor manusia
Ulah
manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a)
Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b)
Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c)
Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d) Penggundulan hutan.
e)
Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f)
Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g)
Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
h)
Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
2.2 Gejala Umum Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor
Ø Munculnya retakan-retakan di
lereng yang sejajar dengan arah tebing.
Ø Biasanya terjadi setelah
hujan.
Ø Munculnya mata air baru
secara tiba-tiba.
Ø Tebing rapuh dan kerikil
mulai berjatuhan.
2.3 Pencegahan Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor
Ø Jangan mencetak sawah dan
membuat kolam pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman.
dekat pemukiman.
Ø Buatlah terasering
(sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun
permukiman .
permukiman .
Ø Segera menutup retakan tanah
dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan
dalam tanah melalui retakan
Ø Jangan memotong tebing jalan
menjadi tegak
Ø Jangan mendirikan rumah di
tepi sungai yang rawan erosi
Ø Jangan menebang pohon di
lereng (gb. kiri)
Ø Jangan membangun rumah di
bawah tebing
2.4 Hal – Hal Yang di Lakukan Selama dan sesudah Terjadi Bencana
1. Tanggap Darurat
1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah
penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan
prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain
itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya
tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila
tanah longsor sulit dikendalikan.
3.
Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan
infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk
mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk
bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
makalah yang kami buat yang berjudul “Bencana Alam Tanah Longsor” dapat menarik
kesimpulan, diantaranya: Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut,
bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Faktor
penyebab terjadinya gerakan pada lereng ( tanah longsor) juga tergantung pada
kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan,
vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis
besar dapat dibedakan sebagai factor_alami_dan_manusia.
Terjadinya
bencana alam tanah longsor ini dapat diminimalkan dengan memberdayakan
masyarakat untuk mengenali tipologi lereng yang rawan longsor, gejala awal
longsor, serta upaya antisipasi dini yang harus dilakukan, sehingga
pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah baik dalam
skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi dan menggalang kebersamaan segenap lapisan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Moch.
Ma’ruf Tanudjaja. 1995. Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa. Jakarta : Balai Pustaka.
2.
Anonim.
1987. Atlas Geografi Indonesia dan Dunia.
Jakarta : Pustaka Ilmu.
No comments:
Post a Comment